Urutan Tata Cara Sholat Dhuha Yang Benar

Thisway.id – Tata cara sholat dhuha penting untuk diketahui seluruh umat Islam karena menjadi salah satu ibadah yang juga penting. Sholat Dhuha adalah ibadah sunnah yang dilaksanakan ketika matahari setinggi tujuh hasta sejak terbit sampai sholat zuhur tiba. Sholat dhuha ini minimal dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Namun sebelum melaksanakannya, ada baiknya mengetahui tata caranya berikut ini.

Tata Cara Sholat Dhuha yang Perlu Diketahui

  • Baca doa ifititah
  • Baca surat al fatihah
  • Baca surat pendek
  • Sangat disarankan untuk bisa membaca surat asy-syam pada rakaat pertama dan al-lail pada rakaat kedua
  • Ruku’ dan baca tasbih sebanyak tiga kali
  • Itidal beserta membaca bacaannya
  • Melakukan sujud yang pertama dan baca tasbih sebanyak tiga kali
  • Duduk antara dua sujud sembari membaca bacaannya
  • Melakukan sujud yang kedua dan baca tasbih sebanyak tiga kali

Setelah melakukan rakaat yang pertama, rakaat yang kedua bisa dilaksanakan seperti melakukan tata cara sholat dhuha yang sebelumnya. Namun, pada bagian akhir diteruskan dengan melakukan tasyahud akhir dan melakukan salam dua kali.

Sholat dhuha bisa dikerjakan minimal dua rakaat. Oleh karena itu, sholat sunnah ini bisa dikerjakan 4 rakaat ataupun lebih. Adapun tata cara untuk melakukan sholat dhuha empat rakaat pun dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Baca Juga: (Tata Cara Sholat Taubat untuk Lepas dari Kekhilafan dan Kesalahan)

Niat Sholat Dhuha

Niat sholat dhuha penting untuk diketahui setelah mengetahui tata caranya. Sebelum melakukan sholat dhuda, diwajibkan untuk membaca niat terlebih dulu seperti layaknya sholat wajib pada umumnya.

Berikut ini adalah niat sholat dhuha yang harus dibaca:

“Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” Arti dari niat tersebut adalah: “Aku niat sholat sunah dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala”.

Keutamaan Sholat Dhuha

  • Sedekah Terbaik

Sholat dhuha memiliki keutaaman yang pertama yaitu sedekah terbaik. Hanya dengan mengerjakan dua rakaat, umat muslim diyakini sudah bisa melakukan sedekah yang cukup besar. Sebagaimana ditulis dalam hadis yang berikut ini:

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat Dhuha dua rakaat.” (HR Muslim)

  1. Menghadirkan Rezeki

Sholat dhuha juga memiliki keutamaan untuk selalu menghadirkan rezeki yang cukup bagi umat muslim yang menjalankannya. Dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa sholat dhuha memiliki keutamaan untuk orang yang menunaikan sholat dhuha empat rakaat akan dicukupi rezekinya oleh Allah SWT.

  • Memohon Ampunan

Keutamaan sholat dhuha yang berikutnya adalah bisa menghapus dosa-dosa mengingat sholat sunnah ini adalah ibadah yang pas untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Namun dosa yang akan diampuni oleh Allah SWT setelah menunaikan ibadah sholat dhuha tentu saja berbeda-beda. Dosa yang diampuni bagi umat muslim yang menjalankan sholat sunnah ini sebanyak buih-buih di lautan.

  • Pahala Setara Umrah dan Haji

Menurut hadits, sholat dhuha juga memiliki keutamaan yang menghadirkan pahala yang selevel dengan umrah dan haji. Terutama sholat dhuha yang dilakukan pada bulan puasa Ramadhan. Apabila umat muslim menunaikan ibadah sholat dhuha di waktu tersebut, niscaya pahalanya akan dilipatgandakan.

Waktu Sholat Dhuha Yang Paling Pas

Sangat penting untuk memperhatikan waktu sholat dhuha yang paling afdhol. Sholat dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Khususnya sholat sunnah ini memiliki keutamaan agar rezeki terbuka dan lancar. Adapun penjelasan soal pentingnya sholat dhuha untuk membuka pintu rezeki terdapat dalam sebuah riwayat hadits. Sabda Rasulullah SAW:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Artinya: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR Ahmad)

Penjelasan lain soal sholat dhuha terdapat dalam hadits lain yang menjelaskan ibadah sunnah ini bisa mencukupi sedekah bagi seluruh umat muslim. Sabda Rasulullah SAW dikutip Abu Dzar RA:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Artinya: “Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at.” (HR Muslim).

Sholat dhuha dilaksanakan pada waktu dhuha. Waktu yang paling baik untuk melakukan sholat dhuha adalah saat matahari setinggi tombak atau sekitar jam 7 pagi. Sementara itu, waktu sholat dhuha berakhir jelang memasuki waktu dzuhur.

Dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin yang diambil dari Syarh Al Arba’in An Nawawiah, waktu sholat dhuha akan berakhir kurang lebih 5 hingga 10 menit sebelum matahari menuju ke barat. Atau bisa dinilai kurang lebih jam 12.30 WIB. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa waktu sholat dhuha batasnya adalah sebelum masuk  sholat dzuhur.

“Sedangkan batas waktu sholat dhuha adalah sebelum sholat Dzuhur. Mengenai hal ini ada beberapa riwayat yang perlu diketahui. Misalnya dari Zaid bin Arqam yang menceritakan di melihat orang-orang sholat dhuha pada waktu yang belum begitu siang,” Itu adalah penjelasannya yang diterjemahkan Imron Mustofa dalam buku ‘Sholat Dhuha Dulu, Yuk’.

Apabila sesuai sunnah, waktu terbaik sholat dhuha dikerjakan di akhir waku saat posisi matahari tinggi dan sedang terik-teriknya. Lebih tepatnya ketika matahari akan menuju ke barat seperti yang tertera dalam hadits berikut ini:

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ » أخرجه مسلم

Artinya: “Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat dhuha (pada waktu yang belum begitu siang), maka ia berkata: “Mereka mungkin tidak mengetahui sholat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (al-Awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari.” (HR Muslim).

Namun harus dipahami bahwa terdapat beberapa waktu yang ternyata dilarang untuk melaksanakan sholat dhuha. Dr. Abdul Qadir Muhammad Manshur mengatakan dalam buku Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab, setelah sholat subuh sampai terbitnya matahari adalah waktu yang dilarang untuk sholat.

Kemudian, waktu lain yang tidak diperbolehkan untuk melaksanakan sholat adalah ketika matahari tepat di tengah langit hingga tergelincir ke barat. Itulah waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan sholat yang disebut dengan istilah istiwa’ yaitu matahari sedang tepat di atas kepala. Setelah matahari telah bergeser sedikit maka itu sudah masuk waktu Dzuhur dan diizinkan untuk sholat.

Penjelasan tersebut terdapat pada hadits yang diriwayatkan dari Abi Said Al-Khudri RA,

لاَ صَلاَةَ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ، وَلاَ صَلاَةَ بَعْدَ العَصْرِ حَتَّى تَغِيبَ الشَّمْسُ

Artinya: “Tidak ada sholat setelah sholat Subuh hingga matahari terbit. Dan tidak ada sholat sesudah sholat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dzikir Sesudah Sholat Dhuha

Sesudah melaksanakan sholat dhuha, sangat disarankan untuk jangan beranjak terlebih dulu. Bacalah dzikir yang ditujukan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Adapun bacaan dzikirnya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka antat tawwabur rohimu

Artinya: “Ya Allah, ampuni dosa saya dan terimalah taubat saya. Sesungguhnya Engkau maha penerima tobat dan Maha Pengampun.”

Melalui Aisyah RA dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW membaca dzikir tersebut 100 kali setelah menunaikan ibadah sholat sunnah dhuha. Hadits tersebut diriwayatkan sejumlah perawi yang memiliki kredibilitas terbaik, salah satunya adalah Bukhari.

Lalu, dzikir sesudah sholat dhuha bisa diteruskan dengan membaca doa sayyidul istigfar. Doa tersebut merupakan salah satu dzikir pagi yang dapat dibaca oleh seluruh umat muslim.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

“Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.”

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

Doa Sesudah Sholat Dhuha

Setelah berdzikir, teruskan dengan membaca doa sesudah sholat dhuha. Doa ini memiliki tujuan untuk memanjatkan perlindungan dari Allah SWT. Selain itu, doa ini juga bertujuan untuk minta ampun atas dosa yang telah diperbuat dan juga meminta keberkahan serta mohon dilancarkan segala urusannya.

للّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Bacaan latin: Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya: “Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuhaMu, kecantikan itu adalah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu.”

Ya Allah, jika rezeki masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh.”

Itu adalah bacaan dzikir dan doa yang dapat dibaca setelah melaksanakan sholat dhuha. Amalkan doa dan dzikir tersebut setiap hari agar mendapatkan keberkahan bagi Anda yang mengerjakan.

Wirid Asmaul Husna di Sujud Terakhir Sholat Dhuha

Asmaul Husna diyakini akan dilimpahkan rezeki yang banyak bagi seorang Muslim yang mengamalkannya. Di dalam Asmaul Husna ada 99 nama-nama baik Allah SWT. Oleh karena itu, Allah menganjurkan untuk menggunakan nama-nama tersebut untuk seorang muslim.

Selain itu, nama-nama baik tersebut juga ternyata baik untuk diamalkan terutama ketika sedang melakukan sujud terakhir pada sholat dhuha. Wirid Asmaul Husna ini diyakini memiliki banyak manfaat bagi orang yang mengamalkannya.

Ada keutamaan mengamalkan Asmaul Husna, antara lain dapat membuka pintu rezeki, mendapatkan keselamatan, dan menyembuhkan penyakit. Bagi Anda yang ingin mendapatkan rezeki yang berlimpah, sangat disarankan untuk mengamalkan nama-nama baik tersebut, khususnya Al-Wahhab

Al-Wahhab memiliki arti Maha Pemberi Karunia. Nama tersebut memiliki makna yaitu Allah sang maha pemberi karunia kepada hamba-Nya. Karunia diberikan oleh Allah tanpa meminta dan diminta dari seorang hamba-Nya.

Para pemuka agama menyebutkan, kalimat Wahhab pada dzikir Asmaul Husna memiliki sejumlah manfaat jika ingin mengamalkannya. Kalimat Ya Wahhab dalam amalan wirid Asmaul Husna dapat menjadikan seorang Muslim memiliki kekayaan berlimpah apabila mengamalkannya.

Nama Al-Wahhab dalam Asmaul Husna memiliki beberapa keutamaan. Salah satu keutamaan yang bisa didapatkan ketika melakukan sujud pada rakaat terakhir sholat dhuha maka akan mendapatkan rezeki yang berlimpah.

Apabila dzikir Al-Wahhab ini diamalkan oleh seorang Muslim  14 kali dalam satu hari, maka Allah SWT akan melimpahkan rezeki dalam berbagai macam bentuk. Bisa saja dalam bentuk kekayaan harta atau juga bisa mendapatkan kekayaan hati.

Dzikir Al-Wahhab ini dapat diamalkan setiap hari dan kapan saja. Namun sangat disarankan untuk membaca dan mengamalkan dzikir Al-Wahhab ini ketika sujud terakhir ketika sholat dhuha.

Apabila mengamalkan dzikir tersebut, maka seorang muslim akan mendapatkan keutamaan yaitu mendapatkan harta yang berlimpah dan juga kekayaan hati.

Seorang muslim juga dapat mengamalkan dzikir Al-Wahhab ini sebanyak 23 kali sesudah menunaikan sholat wajib lima waktu agar keutamaan terebut bisa dirasakan. Lalu, apabila mengamalkan dzikir ini 100 kali setelah qiyamul lail dalam keadaan suci selama tiga hari berturut-turut, maka Allah akan mencukup semua kebutuhannya dan mencukupi materinya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membaca dan mengamalkan dzikir Asmaul Husna apabila ingin memohon ampun dari Allah SWT. Selain itu juga, dzikir ini juga memiliki keuntungan untuk mendapatkan karuniaNya dalam bentuk rezeki harta dan kekayaan hati.

Itu adalah tata cara sholat dhuha yang ternyata menimbulkan banyak keutamaan untuk umat muslim yang menunaikannya.

Leave a Comment